Pembohong
Di bawah langit malam yang dihiasi bintang-bintang, ku berbaring dipangkuanmu.Kisah yang engkau ceritakan menjadi magnet yang membuatku tak sanggup berpaling dari pangkuanmu. Yah, begitulah momen berharga yang kukenang hingga saat ini bu.
Bu, aku punya pertanyaan untukmuu..
“Mengapa engkau selalu berbohong padaku bu? Sejak kecil hingga umurku kini 20 tahun, tak henti-hentinya engkau membohongiku. Aku telah tumbuh dewasa bu, aku sadar betapa banyak kebohongan yang engkau ucapkan. Aku sama sekali tak bahagia bu di kala engkau berbohong padaku.”
“Bu, mengapa engkau tak mau jujur padaku? Apakah engkau masih menganggap aku hanyalah seorang anak kecil yang tak mengerti kehidupan dewasa? Bu, setidaknya kamu bisa berbagi cerita kepada bocah ini. Aku rela kok untuk mendengarkanmu hingga larut malam.”
“Mengapa engkau selalu berbohong padaku bu? Sejak kecil hingga umurku kini 20 tahun, tak henti-hentinya engkau membohongiku. Aku telah tumbuh dewasa bu, aku sadar betapa banyak kebohongan yang engkau ucapkan. Aku sama sekali tak bahagia bu di kala engkau berbohong padaku.”
“Bu, mengapa engkau tak mau jujur padaku? Apakah engkau masih menganggap aku hanyalah seorang anak kecil yang tak mengerti kehidupan dewasa? Bu, setidaknya kamu bisa berbagi cerita kepada bocah ini. Aku rela kok untuk mendengarkanmu hingga larut malam.”
Kurang lebih begitulah pertanyaan dan keluh kesah yang ku simpan saat ini bu. Aku sadar bu, engkau adalah seorang wanita yang luar biasa. Mana mungkin engkau tega membuat anakmu cemas dengan tetesan air matamu, ya aku paham bu..
***
Dulu, ketika di rumah hanya ada sepotong roti, engkau bilang, “Makanlah nak, ibu sudah kenyang, ibu tadi makan duluan.” Yah, aku percaya begitu saja dan langsung memakan roti tersebut. Padahal kalau diingat-ingat lagi, dirumah cuma ada sepotong roti, ibu sama sekali belum makan.
Dulu, saat engkau terbaring di kasurmu, engkau malah memberiku semangat, “Ibu tidak apa-apa, pergilah ke sekolah, belajar yang rajin nak, nanti ibu buatkan makanan kesukaanmu.” Sepulangnya aku dari Sekolah Dasar, kulihat ibu tetap berada diatas kasurnya.
Bocah ini ingin mencoba menghawatirkanmu bu, tapi engkau sama sekali tak memberiku kesempatan berkata, bahkan sebaliknya engkau yang menegurku, “Makanlah nak, ibu sudah buatkan makanan kesukaanmu.” Iya bocah mana paham, langsung diambil piring dan makan. Padahal aku tahu betul masakan ibu, sayur yang ada di atas meja itu bukanlah buatannya.
Dulu, di kala engkau letih dengan kehidupan dunia, engkau tetap memberikan senyum kebohongan kepadaku. Padahal raut mukamu bicara kepadaku, “Aku sudah lelah, aku ingin istirahat.” Lagi dan lagi, tak sempat bibir ku berkata, dengan pandainya engkau meyakinkan bocah ini, “ibu tak apa-apa.”
Begitu banyak kebohongan yang engkau ucapakan bu, dikala sakit, sedih, lelah, semua engkau tutupi dengan senyumanmu. Bocah ini terus-terusan engkau tipu, hingga dirinya pun bingung, sudah tahu ibunya berbohong tapi ia masih saja menuruti perkataan ibunya. Ya, mungkin itu pilihan terbaik karena saat itu aku belum bisa melakukan apa-apa, arghhhhhhh kesal jadinya!!!
Dulu, saat engkau terbaring di kasurmu, engkau malah memberiku semangat, “Ibu tidak apa-apa, pergilah ke sekolah, belajar yang rajin nak, nanti ibu buatkan makanan kesukaanmu.” Sepulangnya aku dari Sekolah Dasar, kulihat ibu tetap berada diatas kasurnya.
Bocah ini ingin mencoba menghawatirkanmu bu, tapi engkau sama sekali tak memberiku kesempatan berkata, bahkan sebaliknya engkau yang menegurku, “Makanlah nak, ibu sudah buatkan makanan kesukaanmu.” Iya bocah mana paham, langsung diambil piring dan makan. Padahal aku tahu betul masakan ibu, sayur yang ada di atas meja itu bukanlah buatannya.
Dulu, di kala engkau letih dengan kehidupan dunia, engkau tetap memberikan senyum kebohongan kepadaku. Padahal raut mukamu bicara kepadaku, “Aku sudah lelah, aku ingin istirahat.” Lagi dan lagi, tak sempat bibir ku berkata, dengan pandainya engkau meyakinkan bocah ini, “ibu tak apa-apa.”
Begitu banyak kebohongan yang engkau ucapakan bu, dikala sakit, sedih, lelah, semua engkau tutupi dengan senyumanmu. Bocah ini terus-terusan engkau tipu, hingga dirinya pun bingung, sudah tahu ibunya berbohong tapi ia masih saja menuruti perkataan ibunya. Ya, mungkin itu pilihan terbaik karena saat itu aku belum bisa melakukan apa-apa, arghhhhhhh kesal jadinya!!!
***
Kini aku sudah dewasa bu, dan sedang menuntut ilmu di negeri orang. Walau nasibku tak sesuai yang kita bicarakan dulu. Engkau yang ingin melihatku mengenakan seragam membela tanah air, eh sekarang aku malah duduk di ruang ber-ac.
Bu, aku yang kini jauh dari rumah, hampir setiap malam mendengar bisikanmu, “Semangat nak belajarnya, ibu akan bahagia jika kamu nanti sukses, banyak uang, bisa menikah dengan sesorang yang kau cintai. Ibu akan selalu mendukung apapun pilihanmu.”
Ahahah…. Lagi dan lagi, kenapa ibu tidak jujur saja? Bocah ini telah tumbuh menjadi seorang pria bu, berbeda seperti dulu yang akan diam dan menurut saja ketika engkau berbohong. Jujur aku sungguh kesal dengan diri ku saat itu yang tak bisa mengerti perasaanmu, dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Bu, bukan pria namanya, ketika ia bisa meraih sukses, hidup bahagia dengan menikahi kekasih yang ia cintai lalu seenaknya melupakan ibunya sendiri. Seorang pria tidak akan melakukan itu bu, ia juga tidak akan tinggal diam menerima kebohonganmu begitu saja.
Betul memang yang semua engkau katakan tak sepenuhnya kebohongan. Engkau memang menginginkan anakmu ini hidup bahagia, tapi engkau juga ingin bahagia pula kan (?) Yah, aku tahu, engkau tak menuntut banyak dari anakmu ini. Engkau cuma ingin anakmu ini berbakti padamu, selalu mendoakanmu di kala lapang maupun sempit, selalu ada di sisimu di saat engkau butuhkan. Benar begitu kan bu?
Tak apa bu, kalau engkau tetap tak mau berkata jujur padaku. Tetapi, setidaknya biarkanlah anakmu ini mewujudkan keinginanmu bu. Izinkan anakmu ini membahagiakanmu, jangan sesekali engkau larang ya bu.. hehehe... :D
Bu, aku yang kini jauh dari rumah, hampir setiap malam mendengar bisikanmu, “Semangat nak belajarnya, ibu akan bahagia jika kamu nanti sukses, banyak uang, bisa menikah dengan sesorang yang kau cintai. Ibu akan selalu mendukung apapun pilihanmu.”
Ahahah…. Lagi dan lagi, kenapa ibu tidak jujur saja? Bocah ini telah tumbuh menjadi seorang pria bu, berbeda seperti dulu yang akan diam dan menurut saja ketika engkau berbohong. Jujur aku sungguh kesal dengan diri ku saat itu yang tak bisa mengerti perasaanmu, dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Bu, bukan pria namanya, ketika ia bisa meraih sukses, hidup bahagia dengan menikahi kekasih yang ia cintai lalu seenaknya melupakan ibunya sendiri. Seorang pria tidak akan melakukan itu bu, ia juga tidak akan tinggal diam menerima kebohonganmu begitu saja.
Betul memang yang semua engkau katakan tak sepenuhnya kebohongan. Engkau memang menginginkan anakmu ini hidup bahagia, tapi engkau juga ingin bahagia pula kan (?) Yah, aku tahu, engkau tak menuntut banyak dari anakmu ini. Engkau cuma ingin anakmu ini berbakti padamu, selalu mendoakanmu di kala lapang maupun sempit, selalu ada di sisimu di saat engkau butuhkan. Benar begitu kan bu?
Tak apa bu, kalau engkau tetap tak mau berkata jujur padaku. Tetapi, setidaknya biarkanlah anakmu ini mewujudkan keinginanmu bu. Izinkan anakmu ini membahagiakanmu, jangan sesekali engkau larang ya bu.. hehehe... :D
Ibu tuh selalu begitu ya, bahkan dalam kebohongannya juga terdapat cinta :""(
BalasHapusYahh begitulah ibu.. Wanita tangguh yang pernah ku kenal.. 😁
HapusBegitulah Ibu (aku biasa memanggilnya "Umak"). Selalu mendahulukan kebahagiaan untuk anak-anaknya ketimbag kebahagiaannya sendiri. Menurutnya,kebahagiaan anaknya adalah kebahagiaan terbesar bagi dirinya. Oh iya, ternyata bukan cuma aku yang merasa bahwa kenapa kok udah umur segini, orang rumah masih saja menganggapku seperti anak kecil. Namun aku seketika ingat kata temanku bahwa begitulah orangtua, sampai kapanpun. Mereka akan menganggap anaknya tetaplah anak kecilnya yang manja. Aku bisa melihat ini dari film Long Visit. Hingga si anak sudah punya anak, seorang ibu dalam film tersebut tetap saja memperlakukan anaknya layaknya anak-anak. Perlakuan dalam arti memberikan kasih sayang, pengorbanan, dan sejenisnya. Banyak juga contoh nyata di masyarakat yang setipe dengan apa yang ada di film tersebut. Orangtua (ibu) memang seperti itu dan akan selalu begitu. Semoga kita bisa membahagiakan mereka ya suatu hari kelak~
BalasHapusYapp,, selagi diberi kenikmatan berada disisinya, teruslah memberikannya hal yang terbaik..😁👌
HapusIbu itu semanis lolipop, selalu berkata manis padahal dibaliknya banyak sekali asam pahit kehidupan yang tidak disampaikan:"
BalasHapusAhaha... Sosok mahluk yang terbilang aneh tapi bikin sayang.. Itulah ibu..
HapusIbu itu emang pinter bohong buat kebaikan anaknya dan ini juga mungkin yang bikin ibu bisa tau kalo kita bohong meskipun kita gak ngomong. Sangat sulit menyembunyikan sesuatu dr ibu 😢
BalasHapusJangan ada yang disembunyiin toh mbak.. Trus terang aja wkwk
HapusWkwk sip2
HapusTerkadang memang iya sih keinginan & harapan seorang ibu tak sesuai dengan kenyataan yang anaknya jalani. Cerewet iya, tapi ia menyimpan sayang kepada anaknya.
BalasHapusBener sekali mas.. Tempat pulang palinh nyaman, yah ibu :"
HapusTerharu dengan ibuu :"(
BalasHapusBtw, hubungan dengan tema nikah apa ya? hehee
Itu ada nikah2nya kak wkwkwk
HapusOh ya, seseorang bisa dipanggil ibu jika sudah menikah ya wkwkwk
Hapusngobrol sama orang tua baru waktu kuliah saat ini sih, mereka selalu berikan yang terbaik untuk anaknya karena mereka dahulu pun pernah jadi anak dan mereka ingin anaknya dapat selalu mendapatkan yang terbaik apapun itu
BalasHapusIya betul mas, selagi masih diberi kesempatan.. Udah sewajarnya kita membalas jasa2 mereka, walau tak sebanding dengn pengorbann mereka, setidakny bisa membuat mreka bahagia..
HapusJadi teringat puisi ibu.
BalasHapusKurang lebih kek gini bunyinya.
Ibu..
Engkaulah istri bapakku
Engkaulah anak kakekku
Engkaulah kakak pamanku
Ibu..
Engkaulah nenek anakku
Engkaulah adik tanteku
Ada satu lagi..
Ibu..
9 bulan engkau mengandungku..
Bertaruh nyawa, bersimbah darah..
Mantablah👍
#dwiki
Wah keren syairny pak 😁😁
HapusIbu itu cita citanya sederhana "penting anaku bahagia" :(
BalasHapusIya mba, urusan anak nomor 1 beliau belakangan.. 😢
HapusYa begitulah cinta. Cinta dalam definisi yang "hanya memberi, tak harap kembali". Semoga kita bisa membahagiakan ibu kita baik di dunia ataupun syurga-Nya kelak. Aamiin.
BalasHapusAamiin allahum aamiin.. Semoga kak dan semoga bisa membahagiakanya..
HapusIbu, seringnya lebih mendahulukan anak ketimbang dirinya. "Emak udah makan? Ikannya tinggal satu nih."
BalasHapusIbu tak mungkin berkata ia ingin memakan ikannya. Pastilah akan ia beri kepada anaknya, tak mengapa ia makan nasi asal anaknya makan lauk :)
Kucing.
Salam Kuskus Pintar.
Bahkan emak kucing pun demikian yah wkwkwk..
HapusDasar emak-emak hihi🤤🤣
Selalu ada arti dibalik kebohongan seorang ibu.
BalasHapusTidak inginkan anakanya khawatir
Tidak inginkan anakanya merasakan kepedihan
Terlalu lapang hati ibu untuk menanggung itu semua.
Maka kesimpupannya.. selagi diberi nikmat kesempatan, skuylah bahagiakanya ehehe😊
HapusLuxCreo’s holistic 3D printing approach permits same-day and same-visit printing of study models, dental models, aligners, retainers, and evening guards, simplifying the method. 3D printers capable of scaling production with various excessive or best bootie slippers low-volume batches enhance the cost-effectiveness of 3D printing dental models. LuxCreo’s 3D printers produce high-quality home equipment with the elements oriented horizontally or vertically and scale whereas maintaining accuracy at giant construct volumes. Creality 3D printers are the most effective you make of them; with Creality there's a 3D printer for each budget. Some of their 3D printers are incredibly easy with few features past printing reliably, whereas others have a dozen unique and helpful parts to make the 3D printing course of simple even for newbies. Then a glance at|try} the Ender 3 or Ender 3 V2and you can outfit a complete printer farm.
BalasHapus